Monday, May 18, 2020

Siapa Pemilik Wajah Putih Berseri Itu?

Siapa Pemilik Wajah Putih Berseri Itu?

 

Kiamat menjadi hari yang ditakuti oleh umat manusia. Bagaimana tidak, ketika hari itu tiba berarti menandakan berakhirnya peradaban dunia. Setelah kiamat terjadi, manusia akan kembali di bangkitkan di Padang Mahsyar. Dalam sebuah surat di Alquran telah dijelaskan bahwa manusia akan dibangkitkan dengan wajah yang berbeda-beda sesuai dengan amalan yang mereka lakukan selama di dunia. Bagi orang yang banyak berbuat dosa maka akan dibangkitkan dengan wajah yang hitam dan suram.

 

Namun ada pula yang dibangkitkan dengan wajah putih berseri dan ceria karena amalan yang telah mereka kumpulkan selam di dunia. Lantas, siapa sajakah orang yang akan dibangkitkan dengan wajah berseri lagi ceria tersebut?

 

Orang yang Jika Mendengar Adzan Segera Mengambil Wudhu

 

👉 Orang pertama yang dibangkitkan dengan wajah ceria saat hari kiamat adalah orang yang jika mendengar adzan bergegas untuk segera mengambil wudhu. Rasulullah saw pernah bersabda bahwa jika hari kiamat telah tiba maka Allah swt akan mengumpulkan suatu kaum yang wajahnya laksana bintang-bintang di angkasa. Dan para malaikat bertanya kepada mereka, “Apa amalan yang kalian kerjakan selama hidup di dunia?” dan Mereka pun menjawab, “Setiap kami mendengar azan, segera kami bergegas mengambil air wudhu atau bersuci.”

 

Orang yang Rajin Salat Berjamaah dan Mengambil Wudhu Sebelum Adzan

 

👉 Selain golongan di atas, ada pula golongan orang yang wajahnya ceria saat dibangkitkan di hari kiamat yakni mereka yang rajin salat berjamaah dan mereka berwudhu sebelum adzan berkumandang. Orang yang wajahnya berseri-seri laksana rembulan yang memancarkan sinar terangnya. Para malaikat bertanya, “Apakah yang kalian kerjakan sewaktu hidup di dunia?” Jawab mereka, dan "Kami selalu mempersiapkan diri untuk shalat berjamaah. Jauh sebelum azan dikumandangkan, kami telah berwudhu.”

 

Orang yang Saat Waktu Salat Tiba Telah Berada di Masjid dan Berwudhu Sebelum Adzan Berkumandang

 

👉 Orang terakhir yang datang dengan wajah ceria saat hari kebangkitan adalah mereka yang saat waktu shalat tiba sudah berada di masjid dan mereka berwudhu sebelum adzan berkumandang. Mereka akan datang dengan wajah berseri-seri laksana matahari yang memancarkan cahaya terang benderang. Seperti biasa, para malaikat pun bertanya kepada mereka, “Amalan apa yang telah kalian lakukan selama hidup di dunia?” Mereka menjawab, “Kami secara tekun mengikuti salat berjamaah. Setiap waktu salat tiba, kami telah siap di masjid, sebelum azan dikumandangkan.

 

Dari ketiga golongan yang datang dengan wajah ceria dapat disimpulkan bahwa mereka semua adalah orang yang menjaga wudhunya. Seperti yang kita ketahui bahwa wudhu menjadi salah satu hal untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan salat. Selain itu, berwudhu juga dilakukan ketika hendak menyentuh Alquran yang menjadi kitab suci umat muslim.

 

Dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari juga telah dijelaskan bahwa Rasulullah dapat mengenali umatnya yang memiliki wajah putih berseri karena mereka selalu menjaga wudhunya, tidak hanya wajah mereka yang bercahaya tetapi juga tangan, kaki, dan dahinya. Maka beruntunglah bagi kaum muslimin yang senantiasa menjaga wudhu mereka selama hidup mereka di dunia. Hal itu karenakan wudhunya tersebut dapat menjadi penerang bagi dosa-dosa kecil yang pernah diperbuat selama di dunia.


KITA KUAT KARENA ALLAH!



Bersama Allah Kita Menjadi Kuat

 

👉 Dialah Allah yang memberi kehidupan kita, seandainya Allah menghentikan pemberian-Nya barang sebentar saja, pasti kita akan binasa. Untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh manusia hidup, jantung dalam satu menit perlu didetakkan oleh Allah sebanyak 70 kali. Jika tidak, maka kehidupan manusia akan berakhir. Anggota badan manusia akan dapat berfungsi dengan sempurna, jika digerakkan oleh Allah swt. Seluruh gerakan anggota badan kita, nafas kita dan gerakan lisan kita dalam berbicara, untuk dapat berfungsi dengan baik, semuanya membutuhkan kekuatan dari Allah swt, “Dialah Allah yang membuat kamu tertawa dan menangis” (QS. an-Najm: 43). Dalam hal ini, tidak ada manusia baik muslim maupun kafir yang dapat melakukan sendiri terlepas dari peran Allah swt.

 

👉 Kebersamaan adalah kebutuhan asasi manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian tanpa orang lain. Manusia menjadi tidak bernilai apapun jika hanya seorang diri. Bersama yang lain, manusia dapat menjadi produktif dan bisa memberi manfaat. Karena itulah manusia disebut makhluk sosial, dia selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Namun kerjasama antara manusia saja tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu tanpa keikutsertaan Allah swt. Apapun usaha yang dilakukan manusia, tanpa adanya kebersamaan dan persetujuan dari-Nya, usaha itu akan menjadi sia-sia. Bersama Allah kita akan menjadi kuat, hanya bersama-Nya kita akan menjadi sesuatu yang bermanfaat.

 

👉 Hampir seluruh aktifitas ibadah yang menjadi tugas manusia di dunia ini, tujuannya adalah melatih manusia agar benar-benar selalu dekat dan bersama Allah swt. Kewajiban salat lima waktu misalnya, adalah sarana bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mewujudkan kebersamaan dengan-Nya. Sebanyak 5 kali dalam 24 jam diharapkan manusia tidak putus dari pengawasan-Nya, selalu merasakan kebersamaan Allah dalam salatnya hingga menunaikan salat kembali. Karena itulah, ibadah salat dalam Islam adalah indikator utama ke-Islaman seorang muslim, hal yang membedakan antara muslim dan non muslim adalah salat, bahkan dikatakan bahwa salat itu adalah pilar utama agama, barang siapa menunaikannya berarti ia telah menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia merobohkan agama.

 

Dalam setiap ibadah yang dilakukan oleh manusia, agar bisa diterima di sisi-Nya, harus dilakukan dengan ikhlas hanya untuk mendapatkan ridha dari-Nya, karena dengan keikhlasan berarti di situ ada bebersamaan dan kehadiran Allah, sebaliknya jika ibadah dilakukan dengan tidak ikhlas, dimana tujuannya adalah mencari selain ridha Allah, berarti manusia itu telah menjauhkan diri dari kebersamaan Allah swt. Jika tidak bersama Allah berarti bersama selainnya, maka ibadah manusia tidak akan nilainya sama sekali dan tidak akan diterima oleh Allah, manfaat ibadah bagi diri seseorang juga akan sirna.

 

👉 Untuk mewujudkan kebersamaan Allah juga, setiap muslim dalam beramal harus sesuai dengan anturan yang telah ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya. Manusia dalam beribadah tidak boleh membuat aturan sendiri, segala sesuatunya sudah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ketentuan dari Allah itulah yang paling tepat bagi manusia karena Allah yang menciptakan manusia dan Dia yang paling mengetahui standar yang dimiliki oleh manusia. Apabila ketentuan dalam ibadah itu diserahkan kepada manusia, maka justru akan memberatkan manusia itu sendiri karena ia tidak mengetahui bahkan terhadap kemampuan dirinya sendiri sekalipun. Disamping itu juga tidak dapat merasakan kebersamaan Allah dalam ibadahnya.


DERAJAT ORANG BERSYUKUR!

Menjadi Hamba yang Bersyukur

 

Syukur merupakan salah satu maqom (derajat) yang tinggi dari seorang hamba. Rasa syukur itulah yang dapat membuat seorang hamba menjadi sadar dan termotivasi untuk terus beribadah kepada Allah. Seperti yang diceritakan dari Nabi Muhammad saw bahwasanya beliau salat malam sampai bengkak kakinya. Ketika ditanyakan kepada beliau: “Mengapa engkau melakukan ini wahai Rasulullah, padahal sungguh Allah telah mengampuni seluruh dosa-dosamu baik yang telah lewat ataupun yang akan datang?” Maka Rasulullah menjawab, “Tidakkah aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur?” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka untuk Menjadi Hamba yang Bersyukur Sehingga ketika mengetahui ini, Iblis la'natullah alaih, sebelum dia terusir ke dunia, berjanji kepada Allah 'Azza wa Jalla untuk menggelincirkan manusia dan akan menghalangi mereka untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang bersyukur.

 

Allah menceritakan perkataan Iblis ini: “Kemudian sungguh akan kami datangi mereka (bani Adam) dari arah depan, arah belakang, samping kanan dan samping kiri mereka, sehingga tidak akan Kau dapati kebanyakan di antara mereka yang bersyukur.” (QS. 7: 17) Dan terbuktilah apa yang dikatakan oleh iblis, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah yang artinya: “Dan sedikit sekali golongan hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. 34: 13)

 

👉 Termasuk bersyukur adalah kita menerima apa pun yang ada pada kita saat ini, baik yang sedikit maupun yang banyak. Karena pada hakekatnya kenikmatan yang kita terima itu tiada terkira banyaknya. Allah berfirman yang artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya.” (QS. 16: 18). Bahkan Rasulullah saw. pun bersabda: “Lihatlah orang yang ada di bawahmu dan janganlah kamu melihat orang yang ada di atasmu. Hal itu akan lebih baik bagimu agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang yang diberikan kepadamu.” (HR. Bukhari Muslim)

 

Lalu Bagaimana Caranya Menjadi Hamba yang Bersyukur ?  Dalam hal ini,  Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Syukur itu menurut asalnya adalah adanya pengakuan akan nikmat yang telah Allah berikan dengan cara tunduk kepada-Nya, merasa hina di hadapan-Nya dan mencintai-Nya. Maka barangsiapa yang tidak merasakan bahwa itu adalah suatu kenikmatan maka dia tidak akan mensyukurinya.

 

👉 Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat namun dia tidak mengetahui dari mana nikmat itu berasal, dia juga tidak akan mensyukurinya. Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan mengetahui pula dari mana nikmat itu berasal, namun dia mengingkarinya sebagaimana orang yang mengingkari Alloh yang memberi nikmat, maka dia telah kafir, dan barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya dan tidak mengingkarinya, akan tetapi ia tidak tunduk kepada-Nya dan tidak mencintai-Nya atau ridha kepada-Nya, maka ia tidak mensyukurinya.🙏

 

Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya, tunduk kepada yang memberi nikmat, mencintai-Nya dan meridhai-Nya, dan menggunakan dalam kecintaan dan ketaatan kepada-Nya, maka inilah baru disebut sebagai orang yang bersyukur.” Allah swt berfirman didalam Alquran yang artinya: “Dan (ingatlah juga) ketika Rabb kalian memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka ketahuilah sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (QS. 14: 7). Dalam ayat yang mulia ini, Allah Azza wa Jalla memberikan janji kepada para hamba-Nya yang mau bersyukur, sekaligus memberikan ancaman yang keras bagi mereka yang berani untuk kufur kepada-Nya.


MANUSIA YANG DIBANGGAKAN ALLAH!

Hamba yang Dibanggakan Allah

 

👉 Siapa yang tidak bangga ketika ada orang yang memuji kebaikan kita di hadapan orang lain? Sudah lumrah kita merasa bangga jika pujian disematkan untuk kita. Namun, sebenarnya ada hal yang jauh lebih membanggakan lagi jika yang memuji kita adalah Allah, Tuhan semesta alam, apalagi kita dibanggakan dihadapan malaikat. Orang seperti apakah yang dibanggakan Allah di hadapan malaikat ? Ya. Allah sangat bangga dengan orang yang senantiasa mengikuti majelis zikir yaitu salah satu ibadah yang memuji dan mengagungkan Allah. Rasulullah saw. mengibaratkan majelis zikir merupakan taman surga yang berada di dunia hal itu dikatakan dalam sabdanya, "Apabila kalian melewati taman-taman surga, maka singgahlah. Para sahabat bertanya apa taman surga itu? Rasulullah menjawab majelis zikir." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

 

Rasulullah menjelaskan bahwa Allah sangat membanggakan di hadapan malaikat bagi orang yang mendatangi majelis zikir. Diriwayatkan dari Muawiyah ra. bahwasanya beliau berkata, "Sesungguhnya Rasulullah pada suatu ketika keluar menuju suatu golongan yang berkumpul dari kalangan para sahabatnya, lalu Rasulullah berkata, 'Apakah yang menyebabkan kalian semua duduk di sini?' Para sahabat menjawab, 'Kami duduk untuk berzikir kepada Allah, memuji pada-Nya karena telah menunjukkan kami semua kepada Islam dan mengaruniakan kenikmatan Islam itu untuk kami. Lalu Rasulullah bersabda, 'Demi Allah apakah kalian semua duduk di sini hanya untuk itu? Sesungguhnya Aku bukannya menyuruh kalian untuk bersumpah atas tuduhan meragukan kalian, tetapi Jibril datang kepadaku dan memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di hadapan para malaikat.'" (HR. Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam Nasa'i , dan Tirmidzi)

 

👉 Allah akan memberikan rahmat kepada hamba-Nya,  membanggakan dan memujinya di hadapan para mahluk yang ada di sisi-Nya yaitu para malaikat bagi umatnya yang mendatangi majelis zikir. Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda, "Tidaklah berkumpul suatu kelompok yang berzikir kepada Allah, melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapan-Nya." (HR. Muslim)

 

👉 Bagi orang yang senantiasa berzikir dalam majelis zikir, maka Allah pun akan berzikir untuk orang yang demikian di hadapan para malaikat. Hal itu dikatakan Rasulullah dalam hadis Qudsi dari Mu'az bin Anas bahwasanya Allah swt. berfirman: "Tidaklah seseorang berzikir pada-Ku dalam hatinya kecuali Aku pun akan berzikir untuknya di hadapan para malaikat-Ku. Dan tidak juga seseorang berzikir pada-Ku di hadapan orang-orang kecuali Aku pun akan berzikir untuknya di tempat yang tertinggi." (HR. Thabrani)


AMALAN SUNNAH MENGANTARKAN KE SYURGA



Menggapai Surga dengan Amalan Sunnah

 

Surga merupakan tempat maha luas yang dipenuhi istana-istana indah di dalamnya. Ia merupakan balasan setimpal bagi orang-orang beriman yang selalu beramal saleh selama hidupnya di dunia. Istana di surga dijanjikan oleh Allah swt kepada orang-orang yang telah membangun masjid di dunia. Hal tersebut berdasarkan hadis riwayat Ibnu Majah nomor: 738 yang bermakna, "Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga."

 

👉 Tak hanya membangun masjid, terdapat beberapa amalan ringan lainnya yang juga berpahala sebuah istana di surga. Salah satunya yang disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad jika seseorang yang membaca surat al-Ikhlas sebanyak 10 kali maka, ia berhak mendapatkan istana di surga. Hadis yang juga tercantum di dalam kitab Ash Shahihah karya Syaikh Albani tersebut berbunyi, "Siapa yang membaca qul huwallahu ahad sampai ia merampungkannya sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga."

 

👉 Selain itu, mendirikan 8 rakaat salat sunah sebelum juhur juga berbalas istana di surga. Rincian dari shalat sunah tersebut ialah, 4 rakaat salat dhuha dan 4 rakaat salat sunah rawatib sebelum dhuhur. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Ath-Thabrani dalam kitab Ash-Shahihah karya Syakh Albani yang bermakna, "Siapa yang salat dhuha empat rakaat dan salat sebelum juhur empat rakaat, maka dibangunkan baginya rumah di surga."

 

👉 Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwasanya seseorang yang melakasanakan salat rawatib sebanyak 12 rakaat dalam sehari juga diganjar dengan pahala serupa. Salat rawatib ialah salat sunnah yang dikerjakan sebelum atau sesudah salat wajib yang lima waktu. Rasul bersabda dalam hadis riwayat Muslin nomor: 728 yang bermakna, "Barang siapa mengerjakan salat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 rakaat, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga." Dalam hadis riwayat at-Tirmidzi nomor: 414 dirincikan bahwa 12 rakaat salat rawatib tersebut antara lain: 4 rakaat sebelum dhuhur, 2 rakaat sesudah dhuhur, dua rakaat sesudah magrib dan isya serta 2 rakaat sebelum shubuh.

 

👉 Amalan lainnya yang dibalas dengan istana di surga ialah meninggalkan perdebatan meski dalam posisi benar, tidak berdusta meski sekadar bercanda, dan berakhlak mulia. Hal tersebut senada dengan sabda Rasul dalam hadits hasan riwayat Abu Daud nomor: 4800 yang berbunyi, "Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya."

 

Menutup celah dalam barisan salat juga menjadi salah satu amalan yang berbalas istana di surga. Barisan dalam salat merupakan salah satu syarat sempurnanya salat. Untuk itu sangat dianjurkan setiap muslim untuk meluruskan shaf salat dengan merapatkan kaki-kaki dan bahu-bahu di antara mereka. Dilansir dalam kitab Ash-Shahihah sebuah hadis riwayat Al-Muhamili yang bermakna, "Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam saf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya karena hal tersebut dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga."


USTAD PENCURI?

USTAD PENCURI


 Seorang Ustad diundang makan malam oleh sepasang suami istri di rumah mereka.

 Setelah Ustad itu pergi,

si istri berkata kepada suaminya,

Uang kita hilang, aku pikir Pak Ustad yang mengambil uang 5jt di meja itu..

 "Padahal uang itu akan aku berikan untuknya."

 Dengan marahnya si suami berkata, "Jika begitu dia pencuri!

Jadi kita tidak perlu datang ke pengajiannya lagi.

 Dua bulan kemudian si wanita bertemu dengan Ustad itu di jalan dan dengan terpaksa menyapa Sang Ustad.

 "Ass. Wr. Wb. Pak Ustad, tentu anda menyadari bahwa sudah lama kami tidak hadir di pengajian karena kami marah padamu.

 Ketika anda makan malam di rumah kami, di meja ada uang 5jt yang hilang, setelah anda pergi.

 Dan Pak Ustad adalah satu-satunya orang yang datang ke rumah kami hari itu."

 Sang Ustad dengan tersenyum menjawab:

Ya benar aku yang mengambil uang itu dan menaruhnya dalam Alqur’an anda, agar tidak terkena tumpahan saus."

 Maafkan saya kalau waktu itu saya tidak beri tau anda, karena saya pikir kalian tiap hari pasti buka Alqur’an.

 Wanita itupun amat malu dan meminta maaf kepada sang Ustad.

 Setelah Kembali ke rumah, dia mengambil Alqur’an dan menemukan 5jt berada didalam Alqur’an sudah selama dua bulan.

 Selama dua bulan si wanita dan suaminya tidak pernah membuka dan membaca Alqur’an.

 Selama dua bulan mereka telah menuduh Ustad-nya itu telah mencuri uang mereka.

 Sahabat..

Semoga kita tidak seperti kisah suami dan isteri diatas..

 Jarang Membaca Alqur’an,

berprasangka buruk dan menghakimi orang lain yang belum tentu bersalah.


AKHLAKMU MENGANGKAT DERAJATMU!



Cara Meningkatkan Derajat Manusia

 

Setiap orang pasti akan mendambakan kemuliaan di dunia hingga di akhirat, namun kebanyakan dari mereka hanya berkhayal saja. Oleh karena itu, untuk mendapatkannya diperlukan usaha yang maksimal serta perjuangan yang tak ada akhirnya.

 

👉 Salah satu misi Islam adalah untuk mengangkat derajat manusia dari kegelapan jahiliah menuju zaman kegemilangan yang bersumber dari ilmu pengetahuan sehingga derajat manusia betul-betul mulia dibandingkan makhluk yang lainnya. Abu Abdurrahman as-Sulami dalam Tabaqat As-Sufiyah mengutip perkataan Imam As-Sirri as-Siqthi:

ﺃﺭﺑﻊ ﺧﺼﺎﻝ ﺗﺮﻓﻊ اﻟﻌﺒﺪ اﻟﻌﻠﻢ ﻭاﻷﺩﺏ ﻭاﻷﻣﺎﻧﺔ ﻭاﻟﻌﻔﺔ

 

Ada empat hal yang mampu mengangkat derajat manusia. Pertama, Ilmu. Kedua, Adab atau sopan santun. Ketiga, Amanah. Keempat, menjaga diri dari hal yang terlarang.

 

Dari penjelasan ini, manusia bila memiliki ilmu dan berupaya mengamalkannya niscaya akan mulia hidupnya, lebih-lebih bila prilakunya dihiasi dengan akhlak yang baik yang akan menambah wibawa dirinya dihadapan makhluk yang lainnya. Adapun yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah kemampuan diri dalam memegang amanah yang diberikan kepadanya, karena salah satu ciri orang yang beriman adalah mampu menjaga amanat, terutama dengan menjaga diri agar tak terjatuh kedalam lubang kehinaan yang menyengsarakan nasibnya kelak.

 

👉 Keempat hal di atas merupakan dasar-dasar bagi seseorang untuk mendapatkankan kemuliaan di dunia dan akhirat, seyogyanya untuk selalu diamalkan dalam kehidupan.