Monday, May 18, 2020

PENYAKIT HATI!



Mawas Diri dari Penyakit Hati

 

Hati adalah cermin diri. Jika hati kita kotor, akhlak dan perilaku kita pun akan lebih kuat ke arah yang maksiat. Untuk itu, mari kita kenali penyakit-penyakit hati dan cara mengobatinya. Bila seseorang mengidap penyakit hati, maka dampaknya sungguh-sungguh sangat dahsyat. Ia tidak hanya tak mampu merasakan ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan dalam hidupnya, tapi penyakit hati itu secara perlahan akan menggerogoti fisiknya hingga membuatnya didera berbagai penyakit.

 

👉 Tentu saja penyakit hati sangat banyak ragamnya, mulai dari iri hati, dengki, hasut, fitnah, buruk sangka, dan khianat.

 

Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rezeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang diperbolehkan dalam ajaran Islam adalah iri dalam hal berbuat kebajikan seperti iri untuk menjadi pintar agar dapat menyebarkan ilmunya di kemudian hari dan semacamnya.

 

Dengki adalah sikap tidak senang melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini sangat berbahaya karena tidak ada orang yang suka dengan orang yang memiliki sifat seperti ini. Begitupun hasud, merupakan suatu sifat yang ingin selalu berusaha mempengaruhi orang lain agar amarah orang tersebut meluap dengan tujuan agar dapat memecah belah persatuan dan tali persaudaraan agar timbul permusuhan dan kebencian antar sesama.

 

👉 Apalagi fitnah, yakni menjelek-jelekkan, menodai, merusak, menipu, membohongi seseorang agar menimbulkan permusuhan sehingga dapat berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain tanpa bukti yang kuat.

 

👉 Belum lagi buruk sangka. Buruk sangka berarti sifat yang curiga atau menyangka orang lain berbuat buruk tanpa disertai bukti yang jelas. Sedangkan khianat merupakan sikap tidak bertanggung jawab atau mangkit atas amanat atau kepercayaan yang telah dilimpahkan kepadanya. Khianat biasanya disertai bohong dengan mengobral janji. Khianat adalah ciri-ciri orang munafik, Nauzubillah.

 

👉 Lalu, solusinya apa? Setidaknya ada dua hal, yakni ikhlas dan tawakkal. Ikhlas adalah salah satu amal hati dan berada pada bagian pertama dari rangkaian seluruh amal-amal hati. Kesempurnaan sebuah amal, diterima atau ditolaknya bergantung pada amal hati ini, ikhlas atau tidak.

 

👉 Berikutnya tawakkal. Kita harus yakin bahwa tak ada sesuatu pun yang menimpa kita di dunia ini, besar atau kecil. kecuali bahwa Allah telah menetapkannya sebelum kita lahir. Maka setelah kita berikhtiar dan berusaha secara maksimal, akhir dari itu adalah kepasrahan diri dan tawakkal atas apa yang ditakdirkan Allah. Insya Allah dengan tawakkal, kita bisa ikhlas dan rida menerima segala hal. Allah berfirman, "Katakanlah 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialan Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal..'," (QS At Taubah: 51).

 

Solusi selanjutnya adalah berzikir dan istigfar. Zikir adalah amalan yang diperintahkan Allah SWT kepada kita. Karena dengan zikir ini kita dapat menghadirkan Allah dalam diri kita, kapan pun dan di mana pun kita berada. Ketika muroqobah (pengawasan) Allah melekat dalam diri kita, maka selalu ada usaha agar berbagai aktivitas yang dilakukan senantiasa berada dalam bingkai syariat dan sunah Rasul-Nya.

 

👉 Kita juga tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan, sehingga lantunan istigfar harus diperbanyak. Bahkan, Rasulullah Saw beristigfar 100 kali setiap hari, padahal beliau telah dijamin masuk surga. Maka kita yang tidak mendapatkan jaminan tersebut selayaknya lebih banyak dari jumlah istigfar Rasulullah Saw. Allah SWT berfirman:

 

 رَبَّنَا اغْفِرْ لَـنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَاۤ اِنَّكَ رَءُوْف رَّحيم

Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan jangan Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (QS:  59 : 10)





No comments:

Post a Comment