Monday, May 18, 2020

Siapa Pemilik Wajah Putih Berseri Itu?

Siapa Pemilik Wajah Putih Berseri Itu?

 

Kiamat menjadi hari yang ditakuti oleh umat manusia. Bagaimana tidak, ketika hari itu tiba berarti menandakan berakhirnya peradaban dunia. Setelah kiamat terjadi, manusia akan kembali di bangkitkan di Padang Mahsyar. Dalam sebuah surat di Alquran telah dijelaskan bahwa manusia akan dibangkitkan dengan wajah yang berbeda-beda sesuai dengan amalan yang mereka lakukan selama di dunia. Bagi orang yang banyak berbuat dosa maka akan dibangkitkan dengan wajah yang hitam dan suram.

 

Namun ada pula yang dibangkitkan dengan wajah putih berseri dan ceria karena amalan yang telah mereka kumpulkan selam di dunia. Lantas, siapa sajakah orang yang akan dibangkitkan dengan wajah berseri lagi ceria tersebut?

 

Orang yang Jika Mendengar Adzan Segera Mengambil Wudhu

 

👉 Orang pertama yang dibangkitkan dengan wajah ceria saat hari kiamat adalah orang yang jika mendengar adzan bergegas untuk segera mengambil wudhu. Rasulullah saw pernah bersabda bahwa jika hari kiamat telah tiba maka Allah swt akan mengumpulkan suatu kaum yang wajahnya laksana bintang-bintang di angkasa. Dan para malaikat bertanya kepada mereka, “Apa amalan yang kalian kerjakan selama hidup di dunia?” dan Mereka pun menjawab, “Setiap kami mendengar azan, segera kami bergegas mengambil air wudhu atau bersuci.”

 

Orang yang Rajin Salat Berjamaah dan Mengambil Wudhu Sebelum Adzan

 

👉 Selain golongan di atas, ada pula golongan orang yang wajahnya ceria saat dibangkitkan di hari kiamat yakni mereka yang rajin salat berjamaah dan mereka berwudhu sebelum adzan berkumandang. Orang yang wajahnya berseri-seri laksana rembulan yang memancarkan sinar terangnya. Para malaikat bertanya, “Apakah yang kalian kerjakan sewaktu hidup di dunia?” Jawab mereka, dan "Kami selalu mempersiapkan diri untuk shalat berjamaah. Jauh sebelum azan dikumandangkan, kami telah berwudhu.”

 

Orang yang Saat Waktu Salat Tiba Telah Berada di Masjid dan Berwudhu Sebelum Adzan Berkumandang

 

👉 Orang terakhir yang datang dengan wajah ceria saat hari kebangkitan adalah mereka yang saat waktu shalat tiba sudah berada di masjid dan mereka berwudhu sebelum adzan berkumandang. Mereka akan datang dengan wajah berseri-seri laksana matahari yang memancarkan cahaya terang benderang. Seperti biasa, para malaikat pun bertanya kepada mereka, “Amalan apa yang telah kalian lakukan selama hidup di dunia?” Mereka menjawab, “Kami secara tekun mengikuti salat berjamaah. Setiap waktu salat tiba, kami telah siap di masjid, sebelum azan dikumandangkan.

 

Dari ketiga golongan yang datang dengan wajah ceria dapat disimpulkan bahwa mereka semua adalah orang yang menjaga wudhunya. Seperti yang kita ketahui bahwa wudhu menjadi salah satu hal untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan salat. Selain itu, berwudhu juga dilakukan ketika hendak menyentuh Alquran yang menjadi kitab suci umat muslim.

 

Dalam hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari juga telah dijelaskan bahwa Rasulullah dapat mengenali umatnya yang memiliki wajah putih berseri karena mereka selalu menjaga wudhunya, tidak hanya wajah mereka yang bercahaya tetapi juga tangan, kaki, dan dahinya. Maka beruntunglah bagi kaum muslimin yang senantiasa menjaga wudhu mereka selama hidup mereka di dunia. Hal itu karenakan wudhunya tersebut dapat menjadi penerang bagi dosa-dosa kecil yang pernah diperbuat selama di dunia.


KITA KUAT KARENA ALLAH!



Bersama Allah Kita Menjadi Kuat

 

👉 Dialah Allah yang memberi kehidupan kita, seandainya Allah menghentikan pemberian-Nya barang sebentar saja, pasti kita akan binasa. Untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh manusia hidup, jantung dalam satu menit perlu didetakkan oleh Allah sebanyak 70 kali. Jika tidak, maka kehidupan manusia akan berakhir. Anggota badan manusia akan dapat berfungsi dengan sempurna, jika digerakkan oleh Allah swt. Seluruh gerakan anggota badan kita, nafas kita dan gerakan lisan kita dalam berbicara, untuk dapat berfungsi dengan baik, semuanya membutuhkan kekuatan dari Allah swt, “Dialah Allah yang membuat kamu tertawa dan menangis” (QS. an-Najm: 43). Dalam hal ini, tidak ada manusia baik muslim maupun kafir yang dapat melakukan sendiri terlepas dari peran Allah swt.

 

👉 Kebersamaan adalah kebutuhan asasi manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian tanpa orang lain. Manusia menjadi tidak bernilai apapun jika hanya seorang diri. Bersama yang lain, manusia dapat menjadi produktif dan bisa memberi manfaat. Karena itulah manusia disebut makhluk sosial, dia selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Namun kerjasama antara manusia saja tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu tanpa keikutsertaan Allah swt. Apapun usaha yang dilakukan manusia, tanpa adanya kebersamaan dan persetujuan dari-Nya, usaha itu akan menjadi sia-sia. Bersama Allah kita akan menjadi kuat, hanya bersama-Nya kita akan menjadi sesuatu yang bermanfaat.

 

👉 Hampir seluruh aktifitas ibadah yang menjadi tugas manusia di dunia ini, tujuannya adalah melatih manusia agar benar-benar selalu dekat dan bersama Allah swt. Kewajiban salat lima waktu misalnya, adalah sarana bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mewujudkan kebersamaan dengan-Nya. Sebanyak 5 kali dalam 24 jam diharapkan manusia tidak putus dari pengawasan-Nya, selalu merasakan kebersamaan Allah dalam salatnya hingga menunaikan salat kembali. Karena itulah, ibadah salat dalam Islam adalah indikator utama ke-Islaman seorang muslim, hal yang membedakan antara muslim dan non muslim adalah salat, bahkan dikatakan bahwa salat itu adalah pilar utama agama, barang siapa menunaikannya berarti ia telah menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia merobohkan agama.

 

Dalam setiap ibadah yang dilakukan oleh manusia, agar bisa diterima di sisi-Nya, harus dilakukan dengan ikhlas hanya untuk mendapatkan ridha dari-Nya, karena dengan keikhlasan berarti di situ ada bebersamaan dan kehadiran Allah, sebaliknya jika ibadah dilakukan dengan tidak ikhlas, dimana tujuannya adalah mencari selain ridha Allah, berarti manusia itu telah menjauhkan diri dari kebersamaan Allah swt. Jika tidak bersama Allah berarti bersama selainnya, maka ibadah manusia tidak akan nilainya sama sekali dan tidak akan diterima oleh Allah, manfaat ibadah bagi diri seseorang juga akan sirna.

 

👉 Untuk mewujudkan kebersamaan Allah juga, setiap muslim dalam beramal harus sesuai dengan anturan yang telah ditentukan oleh Allah dan rasul-Nya. Manusia dalam beribadah tidak boleh membuat aturan sendiri, segala sesuatunya sudah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ketentuan dari Allah itulah yang paling tepat bagi manusia karena Allah yang menciptakan manusia dan Dia yang paling mengetahui standar yang dimiliki oleh manusia. Apabila ketentuan dalam ibadah itu diserahkan kepada manusia, maka justru akan memberatkan manusia itu sendiri karena ia tidak mengetahui bahkan terhadap kemampuan dirinya sendiri sekalipun. Disamping itu juga tidak dapat merasakan kebersamaan Allah dalam ibadahnya.


DERAJAT ORANG BERSYUKUR!

Menjadi Hamba yang Bersyukur

 

Syukur merupakan salah satu maqom (derajat) yang tinggi dari seorang hamba. Rasa syukur itulah yang dapat membuat seorang hamba menjadi sadar dan termotivasi untuk terus beribadah kepada Allah. Seperti yang diceritakan dari Nabi Muhammad saw bahwasanya beliau salat malam sampai bengkak kakinya. Ketika ditanyakan kepada beliau: “Mengapa engkau melakukan ini wahai Rasulullah, padahal sungguh Allah telah mengampuni seluruh dosa-dosamu baik yang telah lewat ataupun yang akan datang?” Maka Rasulullah menjawab, “Tidakkah aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur?” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka untuk Menjadi Hamba yang Bersyukur Sehingga ketika mengetahui ini, Iblis la'natullah alaih, sebelum dia terusir ke dunia, berjanji kepada Allah 'Azza wa Jalla untuk menggelincirkan manusia dan akan menghalangi mereka untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang bersyukur.

 

Allah menceritakan perkataan Iblis ini: “Kemudian sungguh akan kami datangi mereka (bani Adam) dari arah depan, arah belakang, samping kanan dan samping kiri mereka, sehingga tidak akan Kau dapati kebanyakan di antara mereka yang bersyukur.” (QS. 7: 17) Dan terbuktilah apa yang dikatakan oleh iblis, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah yang artinya: “Dan sedikit sekali golongan hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. 34: 13)

 

👉 Termasuk bersyukur adalah kita menerima apa pun yang ada pada kita saat ini, baik yang sedikit maupun yang banyak. Karena pada hakekatnya kenikmatan yang kita terima itu tiada terkira banyaknya. Allah berfirman yang artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya.” (QS. 16: 18). Bahkan Rasulullah saw. pun bersabda: “Lihatlah orang yang ada di bawahmu dan janganlah kamu melihat orang yang ada di atasmu. Hal itu akan lebih baik bagimu agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang yang diberikan kepadamu.” (HR. Bukhari Muslim)

 

Lalu Bagaimana Caranya Menjadi Hamba yang Bersyukur ?  Dalam hal ini,  Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Syukur itu menurut asalnya adalah adanya pengakuan akan nikmat yang telah Allah berikan dengan cara tunduk kepada-Nya, merasa hina di hadapan-Nya dan mencintai-Nya. Maka barangsiapa yang tidak merasakan bahwa itu adalah suatu kenikmatan maka dia tidak akan mensyukurinya.

 

👉 Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat namun dia tidak mengetahui dari mana nikmat itu berasal, dia juga tidak akan mensyukurinya. Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan mengetahui pula dari mana nikmat itu berasal, namun dia mengingkarinya sebagaimana orang yang mengingkari Alloh yang memberi nikmat, maka dia telah kafir, dan barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya dan tidak mengingkarinya, akan tetapi ia tidak tunduk kepada-Nya dan tidak mencintai-Nya atau ridha kepada-Nya, maka ia tidak mensyukurinya.🙏

 

Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya, tunduk kepada yang memberi nikmat, mencintai-Nya dan meridhai-Nya, dan menggunakan dalam kecintaan dan ketaatan kepada-Nya, maka inilah baru disebut sebagai orang yang bersyukur.” Allah swt berfirman didalam Alquran yang artinya: “Dan (ingatlah juga) ketika Rabb kalian memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka ketahuilah sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (QS. 14: 7). Dalam ayat yang mulia ini, Allah Azza wa Jalla memberikan janji kepada para hamba-Nya yang mau bersyukur, sekaligus memberikan ancaman yang keras bagi mereka yang berani untuk kufur kepada-Nya.


MANUSIA YANG DIBANGGAKAN ALLAH!

Hamba yang Dibanggakan Allah

 

👉 Siapa yang tidak bangga ketika ada orang yang memuji kebaikan kita di hadapan orang lain? Sudah lumrah kita merasa bangga jika pujian disematkan untuk kita. Namun, sebenarnya ada hal yang jauh lebih membanggakan lagi jika yang memuji kita adalah Allah, Tuhan semesta alam, apalagi kita dibanggakan dihadapan malaikat. Orang seperti apakah yang dibanggakan Allah di hadapan malaikat ? Ya. Allah sangat bangga dengan orang yang senantiasa mengikuti majelis zikir yaitu salah satu ibadah yang memuji dan mengagungkan Allah. Rasulullah saw. mengibaratkan majelis zikir merupakan taman surga yang berada di dunia hal itu dikatakan dalam sabdanya, "Apabila kalian melewati taman-taman surga, maka singgahlah. Para sahabat bertanya apa taman surga itu? Rasulullah menjawab majelis zikir." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

 

Rasulullah menjelaskan bahwa Allah sangat membanggakan di hadapan malaikat bagi orang yang mendatangi majelis zikir. Diriwayatkan dari Muawiyah ra. bahwasanya beliau berkata, "Sesungguhnya Rasulullah pada suatu ketika keluar menuju suatu golongan yang berkumpul dari kalangan para sahabatnya, lalu Rasulullah berkata, 'Apakah yang menyebabkan kalian semua duduk di sini?' Para sahabat menjawab, 'Kami duduk untuk berzikir kepada Allah, memuji pada-Nya karena telah menunjukkan kami semua kepada Islam dan mengaruniakan kenikmatan Islam itu untuk kami. Lalu Rasulullah bersabda, 'Demi Allah apakah kalian semua duduk di sini hanya untuk itu? Sesungguhnya Aku bukannya menyuruh kalian untuk bersumpah atas tuduhan meragukan kalian, tetapi Jibril datang kepadaku dan memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di hadapan para malaikat.'" (HR. Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam Nasa'i , dan Tirmidzi)

 

👉 Allah akan memberikan rahmat kepada hamba-Nya,  membanggakan dan memujinya di hadapan para mahluk yang ada di sisi-Nya yaitu para malaikat bagi umatnya yang mendatangi majelis zikir. Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda, "Tidaklah berkumpul suatu kelompok yang berzikir kepada Allah, melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapan-Nya." (HR. Muslim)

 

👉 Bagi orang yang senantiasa berzikir dalam majelis zikir, maka Allah pun akan berzikir untuk orang yang demikian di hadapan para malaikat. Hal itu dikatakan Rasulullah dalam hadis Qudsi dari Mu'az bin Anas bahwasanya Allah swt. berfirman: "Tidaklah seseorang berzikir pada-Ku dalam hatinya kecuali Aku pun akan berzikir untuknya di hadapan para malaikat-Ku. Dan tidak juga seseorang berzikir pada-Ku di hadapan orang-orang kecuali Aku pun akan berzikir untuknya di tempat yang tertinggi." (HR. Thabrani)


AMALAN SUNNAH MENGANTARKAN KE SYURGA



Menggapai Surga dengan Amalan Sunnah

 

Surga merupakan tempat maha luas yang dipenuhi istana-istana indah di dalamnya. Ia merupakan balasan setimpal bagi orang-orang beriman yang selalu beramal saleh selama hidupnya di dunia. Istana di surga dijanjikan oleh Allah swt kepada orang-orang yang telah membangun masjid di dunia. Hal tersebut berdasarkan hadis riwayat Ibnu Majah nomor: 738 yang bermakna, "Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga."

 

👉 Tak hanya membangun masjid, terdapat beberapa amalan ringan lainnya yang juga berpahala sebuah istana di surga. Salah satunya yang disebutkan dalam hadis riwayat Ahmad jika seseorang yang membaca surat al-Ikhlas sebanyak 10 kali maka, ia berhak mendapatkan istana di surga. Hadis yang juga tercantum di dalam kitab Ash Shahihah karya Syaikh Albani tersebut berbunyi, "Siapa yang membaca qul huwallahu ahad sampai ia merampungkannya sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga."

 

👉 Selain itu, mendirikan 8 rakaat salat sunah sebelum juhur juga berbalas istana di surga. Rincian dari shalat sunah tersebut ialah, 4 rakaat salat dhuha dan 4 rakaat salat sunah rawatib sebelum dhuhur. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Ath-Thabrani dalam kitab Ash-Shahihah karya Syakh Albani yang bermakna, "Siapa yang salat dhuha empat rakaat dan salat sebelum juhur empat rakaat, maka dibangunkan baginya rumah di surga."

 

👉 Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwasanya seseorang yang melakasanakan salat rawatib sebanyak 12 rakaat dalam sehari juga diganjar dengan pahala serupa. Salat rawatib ialah salat sunnah yang dikerjakan sebelum atau sesudah salat wajib yang lima waktu. Rasul bersabda dalam hadis riwayat Muslin nomor: 728 yang bermakna, "Barang siapa mengerjakan salat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 rakaat, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga." Dalam hadis riwayat at-Tirmidzi nomor: 414 dirincikan bahwa 12 rakaat salat rawatib tersebut antara lain: 4 rakaat sebelum dhuhur, 2 rakaat sesudah dhuhur, dua rakaat sesudah magrib dan isya serta 2 rakaat sebelum shubuh.

 

👉 Amalan lainnya yang dibalas dengan istana di surga ialah meninggalkan perdebatan meski dalam posisi benar, tidak berdusta meski sekadar bercanda, dan berakhlak mulia. Hal tersebut senada dengan sabda Rasul dalam hadits hasan riwayat Abu Daud nomor: 4800 yang berbunyi, "Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya."

 

Menutup celah dalam barisan salat juga menjadi salah satu amalan yang berbalas istana di surga. Barisan dalam salat merupakan salah satu syarat sempurnanya salat. Untuk itu sangat dianjurkan setiap muslim untuk meluruskan shaf salat dengan merapatkan kaki-kaki dan bahu-bahu di antara mereka. Dilansir dalam kitab Ash-Shahihah sebuah hadis riwayat Al-Muhamili yang bermakna, "Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam saf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya karena hal tersebut dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga."


USTAD PENCURI?

USTAD PENCURI


 Seorang Ustad diundang makan malam oleh sepasang suami istri di rumah mereka.

 Setelah Ustad itu pergi,

si istri berkata kepada suaminya,

Uang kita hilang, aku pikir Pak Ustad yang mengambil uang 5jt di meja itu..

 "Padahal uang itu akan aku berikan untuknya."

 Dengan marahnya si suami berkata, "Jika begitu dia pencuri!

Jadi kita tidak perlu datang ke pengajiannya lagi.

 Dua bulan kemudian si wanita bertemu dengan Ustad itu di jalan dan dengan terpaksa menyapa Sang Ustad.

 "Ass. Wr. Wb. Pak Ustad, tentu anda menyadari bahwa sudah lama kami tidak hadir di pengajian karena kami marah padamu.

 Ketika anda makan malam di rumah kami, di meja ada uang 5jt yang hilang, setelah anda pergi.

 Dan Pak Ustad adalah satu-satunya orang yang datang ke rumah kami hari itu."

 Sang Ustad dengan tersenyum menjawab:

Ya benar aku yang mengambil uang itu dan menaruhnya dalam Alqur’an anda, agar tidak terkena tumpahan saus."

 Maafkan saya kalau waktu itu saya tidak beri tau anda, karena saya pikir kalian tiap hari pasti buka Alqur’an.

 Wanita itupun amat malu dan meminta maaf kepada sang Ustad.

 Setelah Kembali ke rumah, dia mengambil Alqur’an dan menemukan 5jt berada didalam Alqur’an sudah selama dua bulan.

 Selama dua bulan si wanita dan suaminya tidak pernah membuka dan membaca Alqur’an.

 Selama dua bulan mereka telah menuduh Ustad-nya itu telah mencuri uang mereka.

 Sahabat..

Semoga kita tidak seperti kisah suami dan isteri diatas..

 Jarang Membaca Alqur’an,

berprasangka buruk dan menghakimi orang lain yang belum tentu bersalah.


AKHLAKMU MENGANGKAT DERAJATMU!



Cara Meningkatkan Derajat Manusia

 

Setiap orang pasti akan mendambakan kemuliaan di dunia hingga di akhirat, namun kebanyakan dari mereka hanya berkhayal saja. Oleh karena itu, untuk mendapatkannya diperlukan usaha yang maksimal serta perjuangan yang tak ada akhirnya.

 

👉 Salah satu misi Islam adalah untuk mengangkat derajat manusia dari kegelapan jahiliah menuju zaman kegemilangan yang bersumber dari ilmu pengetahuan sehingga derajat manusia betul-betul mulia dibandingkan makhluk yang lainnya. Abu Abdurrahman as-Sulami dalam Tabaqat As-Sufiyah mengutip perkataan Imam As-Sirri as-Siqthi:

ﺃﺭﺑﻊ ﺧﺼﺎﻝ ﺗﺮﻓﻊ اﻟﻌﺒﺪ اﻟﻌﻠﻢ ﻭاﻷﺩﺏ ﻭاﻷﻣﺎﻧﺔ ﻭاﻟﻌﻔﺔ

 

Ada empat hal yang mampu mengangkat derajat manusia. Pertama, Ilmu. Kedua, Adab atau sopan santun. Ketiga, Amanah. Keempat, menjaga diri dari hal yang terlarang.

 

Dari penjelasan ini, manusia bila memiliki ilmu dan berupaya mengamalkannya niscaya akan mulia hidupnya, lebih-lebih bila prilakunya dihiasi dengan akhlak yang baik yang akan menambah wibawa dirinya dihadapan makhluk yang lainnya. Adapun yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah kemampuan diri dalam memegang amanah yang diberikan kepadanya, karena salah satu ciri orang yang beriman adalah mampu menjaga amanat, terutama dengan menjaga diri agar tak terjatuh kedalam lubang kehinaan yang menyengsarakan nasibnya kelak.

 

👉 Keempat hal di atas merupakan dasar-dasar bagi seseorang untuk mendapatkankan kemuliaan di dunia dan akhirat, seyogyanya untuk selalu diamalkan dalam kehidupan.


PENYAKIT HATI II!



Hati-hati Dengan Hati

 

Hati merupakan pusat dari seluruh anggota tubuh manusia. Jika hati ini baik, maka seluruhnya akan baik pula. Sebaliknya, jika hati itu rusak, penyakit hati menjangkiti, maka rusak juga seluruh anggota. Sebagaimana yang Nabi sabdakan:

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ. رواه البخاري ومسلم.

 

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging tersebut buruk, maka) buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati”. (HR al-Bukhari dan Muslim)

 

👉 Kerusakan hati merupakan suatu hal yang fatal, karena penyakit hati lebih rumit untuk diobati daripada penyakit yang terjadi secara zahir, karena penyakit hati merupakan penyakit batin. Di antara penyakit hati yaitu ‘Ujub, Takabbur, Sum'ah, dan Hasud.  Dalam kitab Imam an-Nawawi, at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qurân¸ ada doa yang berbunyi:

 

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ قُلُوْبَنَا وَأَزِلْ عُيُوْبَنَا وَتَوَّلَنَا بِالْحُسْنَى وَزَيِنَّا بِالتَّقْوَى وَاجْمَعْ لَنَا خَيْرَ الآخِرَةِ وَالْأُوْلَى وَارْزُقْنَا طَاعَتَكَ مَا أَبْقَيْتَنَا

 

”Ya Allah, perbaikilah hati kami, hilangkanlah keburukan kami, bimbinglah kami dengan jalan yang terbaik, hiasilah kami dengan ketakwaan, kumpulkanlah bagi kami kebaikan akhirat dan dunia dan anugerahkanlah kami ketaatan kepada-Mu selama Engkau menghidupkan kami.

 

👉Meski doa ini masuk ke dalam bagian doa Khatmil Quran, secara lafaz dan isi yang terkandung dari doa di atas, kita dapat juga membacanya agar hati kita diperbaiki oleh Allah swt. Oleh karena itu,  maka umat Islam berkewajiban untuk menjauhi dosa besar dan dosa kecil. Mereka perlu mengetahui mana perbuatan yang mengandung kemaksiatan untuk dihindari. Mereka juga dianjurkan untuk berdoa sebagai bagian dari ikhtiar untuk menjauhi masiat tersebut.

 

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ التَوْبَةَ وَدَوَامَهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ المَعْصِيَةِ وَأَسْبَابِهَا وَذَكِّرْنَا بِالخَوْفِ مِنْكَ قَبْلَ هُجُومِ خَطَرَاتِهَا، وَاحْمِلْهُ عَلَى النَّجَاةِ مِنْهَا وَمِنْ التَّفَكُّرِ فِي طَرَائِقِهَا وَامْحُ مِنْ قُلُوبِنَا حَلَاوَةَ مَا اجْتَبَيْنَاهُ مِنْهَا، وَاسْتَبْدِلْهَا بِالكَرَاهَةِ لَهَا وَالطَّمَعِ لِمَا هُوَ بِضِدِّهَا

 

Artinya, “Ya Allah, kepada-Mu kami meminta pertobatan dan kelanggengannya. Kepada-Mu, kami berlindung dari maksiat dan sebab-sebabnya. Ingatkan kami agar takut kepada-Mu sebelum datang bahaya maksiat. Bawakan ketakutan itu untuk menyelamatkan kami dari maksiat dan dari pikiran di jalanan maksiat. Hapuskan kelezatan maksiat yang kami pilih dari hati kami. Gantikan kenikmatan itu dengan rasa tidak suka dan keinginan terhadap lawanan maksiat,”

 

👉 Doa ini diawali dengan permohonan tobat dan istiqamah di dalamnya. Doa ini juga berisi harapan agar Allah mengenyahkan kenikmatan maksiat dari dalam hati. Semoga Allah memberikan manfaat kepada kita melalui doa ini.


PENYAKIT HATI!



Mawas Diri dari Penyakit Hati

 

Hati adalah cermin diri. Jika hati kita kotor, akhlak dan perilaku kita pun akan lebih kuat ke arah yang maksiat. Untuk itu, mari kita kenali penyakit-penyakit hati dan cara mengobatinya. Bila seseorang mengidap penyakit hati, maka dampaknya sungguh-sungguh sangat dahsyat. Ia tidak hanya tak mampu merasakan ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan dalam hidupnya, tapi penyakit hati itu secara perlahan akan menggerogoti fisiknya hingga membuatnya didera berbagai penyakit.

 

👉 Tentu saja penyakit hati sangat banyak ragamnya, mulai dari iri hati, dengki, hasut, fitnah, buruk sangka, dan khianat.

 

Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rezeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang diperbolehkan dalam ajaran Islam adalah iri dalam hal berbuat kebajikan seperti iri untuk menjadi pintar agar dapat menyebarkan ilmunya di kemudian hari dan semacamnya.

 

Dengki adalah sikap tidak senang melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini sangat berbahaya karena tidak ada orang yang suka dengan orang yang memiliki sifat seperti ini. Begitupun hasud, merupakan suatu sifat yang ingin selalu berusaha mempengaruhi orang lain agar amarah orang tersebut meluap dengan tujuan agar dapat memecah belah persatuan dan tali persaudaraan agar timbul permusuhan dan kebencian antar sesama.

 

👉 Apalagi fitnah, yakni menjelek-jelekkan, menodai, merusak, menipu, membohongi seseorang agar menimbulkan permusuhan sehingga dapat berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain tanpa bukti yang kuat.

 

👉 Belum lagi buruk sangka. Buruk sangka berarti sifat yang curiga atau menyangka orang lain berbuat buruk tanpa disertai bukti yang jelas. Sedangkan khianat merupakan sikap tidak bertanggung jawab atau mangkit atas amanat atau kepercayaan yang telah dilimpahkan kepadanya. Khianat biasanya disertai bohong dengan mengobral janji. Khianat adalah ciri-ciri orang munafik, Nauzubillah.

 

👉 Lalu, solusinya apa? Setidaknya ada dua hal, yakni ikhlas dan tawakkal. Ikhlas adalah salah satu amal hati dan berada pada bagian pertama dari rangkaian seluruh amal-amal hati. Kesempurnaan sebuah amal, diterima atau ditolaknya bergantung pada amal hati ini, ikhlas atau tidak.

 

👉 Berikutnya tawakkal. Kita harus yakin bahwa tak ada sesuatu pun yang menimpa kita di dunia ini, besar atau kecil. kecuali bahwa Allah telah menetapkannya sebelum kita lahir. Maka setelah kita berikhtiar dan berusaha secara maksimal, akhir dari itu adalah kepasrahan diri dan tawakkal atas apa yang ditakdirkan Allah. Insya Allah dengan tawakkal, kita bisa ikhlas dan rida menerima segala hal. Allah berfirman, "Katakanlah 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialan Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal..'," (QS At Taubah: 51).

 

Solusi selanjutnya adalah berzikir dan istigfar. Zikir adalah amalan yang diperintahkan Allah SWT kepada kita. Karena dengan zikir ini kita dapat menghadirkan Allah dalam diri kita, kapan pun dan di mana pun kita berada. Ketika muroqobah (pengawasan) Allah melekat dalam diri kita, maka selalu ada usaha agar berbagai aktivitas yang dilakukan senantiasa berada dalam bingkai syariat dan sunah Rasul-Nya.

 

👉 Kita juga tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan, sehingga lantunan istigfar harus diperbanyak. Bahkan, Rasulullah Saw beristigfar 100 kali setiap hari, padahal beliau telah dijamin masuk surga. Maka kita yang tidak mendapatkan jaminan tersebut selayaknya lebih banyak dari jumlah istigfar Rasulullah Saw. Allah SWT berfirman:

 

 رَبَّنَا اغْفِرْ لَـنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَاۤ اِنَّكَ رَءُوْف رَّحيم

Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan jangan Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman, ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (QS:  59 : 10)





Sunday, May 17, 2020

PERUSAK AMAL IBADAH



Ghibah Perusak Amal Ibadah

Mungkin, selama ini kita mengira bahwa perbuatan ghibah hanyalah kesalahan biasa, bahkan menganggapnya bukan sebagai kesalahan, saking seringnya lidah kita dipergunakan untuk menggunjing, mengungkap, dan menyebarkan aib orang lain; atau saking ringannya jari-jari kita dipergunakan untuk menulis kata-kata umpatan dan hinaan kepada orang lain melalui media sosial. Na'udzu billah. Padahal, ghibah merupakan perbuatan dosa besar, sebab disebutkan dalam Alquran. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain, (Surat Al-Hujurat: 12).

Menurut para ulama, di antara kriteria dari perbuatan dosa besar adalah larangan dan ancamannya disebutkan langsung dalam Alquran. Namun, sebelum masuk kepada ancaman dan konsekuensi dari perbuatan tersebut, ada baiknya kita melihat bagaimana pengertian ghibah itu sendiri. Sebab, boleh jadi banyaknya orang yang berbuat ghibah karena belum mengenali batasan-batasannya.

👉 Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “Apa itu ghibah, ya Rasul?” Ia menjelaskan, “(Ghibah itu) menceritakan saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya.”. Sahabat tadi bertanya lagi, “Bagaimana jika apa yang aku ceritakan itu benar-benar terjadi pada saudaraku?” Dijawab oleh Rasulullah saw, “Jika apa yang kau ceritakan itu benar-benar terjadi, berarti kau telah mengghibahnya. Namun, jika apa yang kau ceritakan itu tidak terjadi, berarti kau telah berbuat kebohongan padanya.”

Dari hadis di atas, dapat disimpulkan bahwa ghibah artinya menceritakan apa yang terjadi pada orang lain yang apabila terdengar oleh orang yang diceritakannya pasti tidak menyukainya, meski apa yang diceritakan itu benar-benar terjadi padanya.☘

👉 Suatu hari, Siti ‘Aisyah pernah bercerita di hadapan Nabi saw tentang seorang wanita. Terakhir, Siti ‘Aisyah memungkas, “Alangkah pendeknya wanita itu, ya Rasul!” Mendengar demikian, ia langsung menegur, “Sungguh kau telah menggunjingnya.” Pernyataan Rasulullah saw itu mengisyaratkan bahwa apabila yang disampaikan Siti ‘Aisyah itu terdengar oleh wanita tadi, pasti tidak menyukainnya, meski keadaan wanita tersebut memang demikian adanya.

👉 Anehnya, mengapa para pelaku ghibah seakan mendapatkan “kenikmatan” tersendiri saat melakukannya. Tidaklah mengherankan karena Iblis senantiasa menggoda manusia melalui berbagai pintu, termasuk dari ghibah ini. Konon, bibir orang-orang yang senang berbuat ghibah, oleh Iblis dilumati dengan madu, sebagaimana dikisahkan Al-Ghazali dalam Mukâsyafatul Qulub. Tujuannya agar mereka selalu merasa “manis” saat membicarakan dan menyebarkan aib orang.

Dikisahkan, dalam sebuah perjalanan, Nabi Isa as pernah bertemu dengan Iblis yang sedang membawa madu di salah satu tangannya dan membawa abu di tangan lainnya. Ditanya oleh Nabi Isa, “Apa yang akan kaulakukan dengan madu dan pasir itu, hai musuh Allah?” Iblis menjawab, “Madu ini akan kuoleskan pada bibir para ahli ghibah agar mereka merasa manis dan semakin giat melakukan ghibahnya. Sementara abu ini kubalurkan pada wajah anak-anak yatim, sehingga orang-orang merasa benci kepada mereka.”


BEBERAPA TIPE ORANG YANG DIBENCI OLEH ALLAH SWT!



Orang-orang yang Dilaknat Allah

Sayyidina Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai seorang sahabat yang cerdas. Ia kerap kali menjadi rujukan jika para sahabat mendapati persoalan. Kecerdasannya tidak diragukan lagi manakala Rasulullah memberikan testimoni langsung tentang hal itu. Kata Rasulullah, dirinya adalah gudangnya ilmu, sementara Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah kunci atau pintunya ilmu.

👉 Sayyidina Ali bin Abi Thalib masuk Islam ketika usianya sepuluh tahun. Hal itu menjadikannya sebagai orang yang pertama kali memeluk Islam dari kalangan anak-anak. Selain menjadi umat Rasulullah di masa-masa awal perjuangan Islam, Sayyidina Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Rasulullah. Kondisi itu menjadikan Sayyidina Ali sering bersama dan berinteraksi dengan Rasulullah. Bahkan ketika Rasulullah hendak dikepung dan hendak dibunuh oleh para elit kaum musyrik Makkah, Sayyidina Ali lah yang menggantikan posisi Rasulullah di dalam rumahnya. Hal ini menjadi ‘keuntungan’ tersendiri bagi Sayyidina Ali. ☘

👉 Dekat dengan Rasulullah membuat Sayyidina Ali mendapatkan banyak informasi, terutama yang berkaitan dengan risalah kenabian. Maka tidak heran jika ada sahabat yang bertanya kepada Sayyidina Ali tentang suatu hal. Hingga ada salah seorang sahabat yang ‘penasaran’ dengan Sayyidina Ali. Maksudnya, sahabat tersebut penasaran kalau-kalau ada pesan dari Rasulullah yang hanya diperuntukkan atau dikhususkan untuk Sayyidina Ali.

👉 “Wahai Amirul Mukminin! Pesan Rasulullah saw. apakah yang hanya dirahasiakan dan dikhususkan kepadanya?” tanya sahabat tersebut. Sayyidina Ali menjawab kalau tidak ada pesan khusus untuknya dari Rasulullah, sebagaimana yang ditanyakan sahabat tersebut. Namun kata Sayyidina Ali, Rasulullah memberitahukan kepadanya tentang empat orang yang dilaknat Allah, sebagaimana hadis Riwayat Muslim dari Abu Thufail Amir bin Watsilah. Yaitu :

👉 Pertama, Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda bahwa ridho Allah itu ada pada ridho orang tua dan murka Allah itu juga ada pada murka orang tua. Dalam hadis lain, riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash, Rasulullah menyebut kalau melaknat kedua orang tua termasuk dari dosa-dosa paling besar.

👉 Kedua, Allah melaknat orang yang menyembelih hewan dengan menyebut nama selain Allah. Selain membuat Allah melaknat, menyembelih hewan dengan tidak menyebut nama Allah membuat hewan tersebut menjadi haram dikonsumsi.

👉 Ketiga, Allah melaknat orang yang melindungi pendusta. Allah juga akan murka kepada seseorang yang melindungi pelaku kriminal, pencuri, dan pendusta.

👉 Keempat, Allah melaknat orang-orang yang mengubah batas tanah. Selain dilaknat, orang-orang yang mengambil tanah orang lain secara zalim juga akan mendapatkan siksaan yang pedih di akhirat kelak. Sesuai hadis Rasulullah, jenis orang keempat ini akan disiksa dengan dikalungkan padanya tujuh lapis bumi akibat mengubah batas tanah atau mengambil tanah orang lain secara zalim.


BERSYUKURLAH MAKA BERTAMBAH!



Menggapai Karunia Berlimpah.

  Alkisah, Imam Hasan al-Basri kedatangan tiga kelompok tamu. Kelompok pertama mengadukan perihal kekeringan. Kelompok kedua perihal berkurangnya rezeki serta harta. Kelompok ketiga karena belum hadirnya keturunan. Imam Hasan al-Basri menjawab semua permohonan tersebut dengan surat Nuh ayat 10 sampai 12 yang memerintahkan kita untuk beristigfar atau memohon ampunan.

  ''Maka, aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha pengampun'. Niscaya Dia akan mengirim hujan kepadamu dengan lebat. Dan, membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.''

  Ada empat keutamaan istighfar yang terkandung dalam tiga ayat di surat Nuh ini.

Pertama, orang yang rajin beristigfar tidak akan mengalami kekeringan. Allah swt mengirimi mereka hujan yang lebat, yang tidak menimbulkan banjir, tapi justru menambah sumber air.

Kedua, dengan beristigfar, Allah swt akan mengucuri banyak harta kepada kita. Ketiga, Allah swt akan memberikan keturunan. Keempat, Allah swt akan memberikan kepada kita kebun dan sungai-sungai dengan pemandangan alam yang sangat indah.

 👉 Beristighfar, dapat dijelaskan dengan sebuah alur logika sebab-akibat yang kuat. Pertama, beristigfar 'memaksa' kita untuk melakukan evaluasi dan introspeksi. Faktanya, orang yang berani mengevaluasi dirinya, insya Allah, akan menemukan penyebab berbagai masalah. Tentu, sekaligus bersama dengan solusinya.

 👉 Sebagai contoh, kekeringan terjadi mungkin akibat siklus ekologi yang terganggu. Kondisi kesulitan harta, mungkin akibat kita belum maksimal mencarinya, kurang cerdas, atau prosesnya tidak halal. Belum hadirnya anak, mungkin karena adanya gangguan kesehatan, stres, atau faktor genetika.

 Kedua, istighfar mengandung komitmen untuk berubah ke arah yang lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan. Beristigfar mengundang komitmen untuk melaksanakan perbaikan dan mencoba sampai berhasil. Tanpa komitmen, istighfar dan bertobat dianggap tidak sah. Oleh karena itu, mari perbanyak istighfar mohon ampun pada Allah di keheningan malam salat tahajud kita.


SHALAT LAIL SALAH SATU JALAN PINTAS KE SYURGA



Menggapai Surga dengan Salat Lail

 👉Ketika ada orang yang bertanya kepada kita, bagaimana jalan untuk menggapai surga, tentu kita akan menjawabnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah Nabi Muhammad saw. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad ini :

 

أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا الليل وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

 

Artinya: Sebarkan kedamaian, berikan makanan, bersilaturrahimlah, shalatlah ketika orang-orang tidur, engkau akan masuk surga dengan damai.

 

Pertama, orang yang menebarkan salam, perdamaian dan kasih sayang.

 

Imam an-Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim menjelaskan bahwa ucapan salam tidak sekadar kata-kata, namun mengandung arti menebarkan perdamaian, kasih sayang dan kerukunan terhadap sesama, baik kepada keluarga, tetangga, maupun terhadap sesama Muslim. Hadis tersebut memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak diperkenankan bagi seorang Muslim untuk membenci dan menghujat sesama Muslim, menyebarkan permusuhan, menebarkan ujaran kebencian dan memutuskan tali persaudaraan.

 

Kedua,  memberikan makanan. Selain kita diwajibkan untuk mengeluarkan nafkah untuk keluarga, atau mengeluarkan zakat atas harta, Nabi menganjurkan kepada kita untuk bersedekah, terutama bagi orang-orang yang membutuhkan.

 

👉 Sebagaimana riwayat Imam Turmudzi dalam sunan Turmudzi Juz 3 halaman 407 disebutkan:

 

السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنَ النَّاسِ بَعِيدٌ مِنَ النَّارِ

 

Artinya: “Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka.”

 

👉 Sikap dermawan tumbuh dari penghayatan seseorang tentang iman dan tauhid kepada Allah swt. Sehingga muncul sikap tawakkal dan berserah diri kepada Allah, secara otomatis muncul sikap percaya bahwa Allah adalah pemberi rezeki. Seorang dermawan yakin bahwa orang berbuat baik dengan mensedekahkan sebagian hartanya, Allah pasti akan menggantinya sepuluh kali lipat kebaikan.

 

Ketiga, menjalin silaturrahim dan persaudaraan, walaupun hanya dengan ucapan salam.

 

Dalam sebuah riwayat Imam Hakim dalam Kitab Mustadrok Ala Shohihain Juz 2 halaman 563, dengan sanad yang shahih Nabi bersabda:

 

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ حَاسَبَهُ اللَّهُ حِسَابًا يَسِيرًا وَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ قَالُوا: لِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: تُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ، وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ، وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ» قَالَ: فَإِذَا فَعَلْتُ ذَلِكَ، فَمَا لِي يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: أَنْ تُحَاسَبَ حِسَابًا يَسِيرًا وَيُدْخِلَكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ

 

Artinya: "Tiga hal yang menjadikan seseorang akan dihisab Allah dengan mudah dan akan dimasukkan ke surga dengan Rahmat-Nya. Sahabat bertanya, bagi siapa itu wahai Rasulullah saw? Nabi bersabda: Engkau memberi orang yang menghalangimu, engkau memaafkan orang yang mendzalimimu, dan engkau menjalin persaudaraan dengan orang yang memutuskan silaturrahim denganmu. Sahabat bertanya, jika saya melakukannya, apa yang saya dapat wahai Rasulullah saw? Nabi bersabda: engkau akan dihisab dengan hisab yang ringan dan Allah akan memasukkanmu ke surga dengan rahmat-Nya."

 

Keempat, menjalankan salat malam ketika banyak orang telah tidur terlelap.

 

👉 Salat malam menjadi salat yang spesial karena dilakukan di waktu banyak orang beristirahat dan lalai dari berdzikir kepada Allah swt Salat malam juga menjadi indikasi seseorang jauh dari riya’ dan pamer dalam beribadah, karena di waktu ini banyak orang beristirahat. Nabi juga bersabda: “Seutama-utama puasa setelah ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama salat sesudah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim No. 1163)

 

👉 Jika kita konsisten dan istiqamah dengan anjuran Nabi tersebut, Allah akan memberikan kita pertolongan untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhi perbuatan yang kurang menyenangkan, sehingga di akhir hayat kita mendapatkan kematian yang husnul khotimah. Allâhumma Âmîn.


SUJUD ADALAH KEADAAN PALING DEKAT DENGAN ALLAH




Sujudmu Mengangkat Derajatmu

✍ Seseorang harus mengetahui dalam posisi manakah ia paling dekat dengan Allah swt. Sehingga ia bisa menggunakan kesempatan tersebut untuk berdoa dan memohon ampun kepada-Nya. Dalam hadis ini Rasulullah saw telah mengungkapkan bahwa posisi seseorang yang paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia dalam keadaan sujud.

👉 Dalam Hadis Sahih Muslim, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Saat paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah berdoa (sewaktu sujud).

✍ Masing-masing amalan memiliki keutamaan sendiri. Begitu juga saat seseorang bersujud kepada Allah swt, adalah sebuah keutamaan yang tidak dimiliki oleh amalan lainnya. Disebutkan dalam sebuah hadis dari Imam Muslim, bahwa Ma'dan bin Abu Thalhah al-Ya'muri berkata, “Aku berjumpa dengan Tsauban (Maulah Rasulullah saw), dan kukatakan (padanya), ‘Beritahu kepadaku tentang sesuatu amal yang harus aku lakukan agar Allah swt memasukan aku ke dalam surga!’ atau aku katakan amal apa yang paling Allah sukai.’ Dia pun terdiam. Lalu aku bertanya lagi, tetapi dia masih terdiam. Kemudian kutanyakan kepadanya kembali untuk yang ketiga kalinya. Lantas dia berkata, ‘Aku telah menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw dan beliau menjawab,: "Engkau harus memperbanyak sujud kepada Allah karena setiap kali engkau sujud kepada Allah, pastilah dengannya Allah mengangkatmu satu derajat lebih tinggi sekaligus menghapuskan satu kesalahan (dosa).

👉 Imam Muslim juga meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Apabila anak Adam membacakan Ayat Sajadah, lalu dia bersujud maka syaitan pergi menyendiri sambil menangis dan berkata, ‘Celakalah aku! Dalam riwayat Abu Kuraib menggunakan lafaz "ya waili". Anak Adam diperintahkan bersujud, lalu dia bersujud, dia pun masuk surga. Sedangkan aku diperintahkan bersujud tapi aku menolak, aku pun masuk ke dalam neraka.’

SEDEKAH MENUTUP PINTU-PINTU KEBURUKAN




Nilai Utama Sedekah

✍ Islam sangat menganjurkan kepada seluruh umatnya untuk senantiasa berbagi rizeki dan harta dengan orang lain, terutama kepada fakir miskin, anak yatim, dan siapa pun yang membutuhkan. Berbagi rizeki atau disebut dengan sedekah, sejauh ini dijanjikan akan mendapat banyak pahala di akhirat, juga memiliki banyak manfaat di dunia.

✍ Dalam kitab al-'Ushfuriyah, Syaikh Muhammad bin Abu Bakar menyebutkan tujuh manfaat sedekah yang akan didapatkan oleh pelakunya di dunia. Tujuh manfaat sedekah tersebut sebagai berikut;

👉 Pertama, sedekah sebagai pelindung dari musibah dan keburukan. Seseorang yang bersedekah, maka sedekah tersebut akan melindunginya dari musibah dan menutup datangnya keburukan. Nabi saw bersabda;

الصدقة تسُدُّ سبعين بابا من السوء

“Sedekah menutup 70 pintu keburukan.” (HR. Thabrani).

👉 Kedua, sedekah sebagai obat dan penyembuh dari penyakit. Nabi saw bersabda;

داووا مرضاكم بالصدقة

“Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (HR. Al-Dailami).

👉 Ketiga, sedekah sebagai penjaga harta dari kerusakan. Nabi saw bersabda;

وحصنوا أموالكم بالزكاة وفي رواية بالصدقة

“Bentengilah harta kalian dengan (mengeluarkan) zakat. Dalam riwatat lain, dengan sedekah.” (HR. Al-Dailami).

👉 Keempat, sedekah bisa memadamkan murka Allah. Nabi saw bersabda;

الصدقة تطفئ غضب الرب وتدفع ميتة السوء

“Sesungguhnya sedekah itu memadamkan murka Allah dan menolak mati jelek (su'ul khatimah).” (HR. Tirmidzi).

👉 Kelima, sedekah bisa mempererat cinta persaudaraan. Nabi saw bersabda;

الصدقة هدية تهادوا تحابوا

“Sedekah adalah hadiah, saling beri hadiah kalian, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Baihaqi).

👉 Keenam, sedekah mampu melunakkan hati yang keras. Dalam sebuah riwayat disebutkan;

من وجد في قلبه قساوة فلينشر الصدقة

“Barangsiapa hatinya keras, maka hendaklah dengan mengeluarkan sedekah” 

👉 Ketujuh, sedekah bisa menambah umur. Dalam sebuah riwayat disebutkan;

الصدقة ترد البلاء وتزيد في العمر

“Sedekah dapat menghilangkan bala’ dan menambah umur.”

KALIMAT YANG DICINTAI ALLAH



Empat Kalimat yang Dicintai Allah

👉 Manusia dianugerahi mulut oleh Allah swt untuk melafalkan segala kebaikan. Namun tidak semua manusia mampu mempergunakannya sebagaimana mestinya. Masih banyak di antara kita yang justru membuat mulut menjadi sumber dosa. Padahal semestinya kita harus senantiasa mengucapkan kalimat-kalimat kebaikan agar di akhirat kelak anggota tubuh yang satu ini dapat menolong kita dari panasnya api neraka. Kalimat kebaikan ini dapat berupa berdzikir kepada Allah swt.

✍ Ternyata ada kalimat yang mudah diucapkan namun dapat membuat pelakunya dicintai oleh Allah swt berdasarkan. Lantas apa sajakah kalimat kebaikan yang dimaksud tersebut ? Inilah Sabda Rasulullah saw: Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2) Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai” (HR. Muslim no. 2137).

👉 1. Lafazh Subhannah Kalimat pertama yang membuat manusia dicintai oleh Allah ialah dengan mengucapkan Subhanallah. Subhanallah sendiri memiliki arti kita mensucikan Allah swt. Dia adalah satu-satunya Dzat yang harus disucikan. Allah-lah yang Maha Penolong dan Maha Pemberi apa yang dibutuhkan oleh umat-Nya. Maka dari itu, wajib bagi kita untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya dalam segala aspek kehidupan.

👉 2. Lafazh Alhamdulillah Kalimat selanjutnya yang ternyata membuat Allah mencintai orang yang mengucapkannya yaitu lafazh Alhamdulillah. Alhamdulillah sendiri diartikan segala puji bagi Allah. Dalam kalimat tersebut kita memuji Allah swt yang menjadi tempat untuk meminta serta memohon ampunan.  Tidak hanya itu, kalimat Alhamdulillah juga diartikan sebagai wujud rasa syukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah swt yang tiada putusnya selama manusia hidup di dunia maupun di akhirat nantinya.

👉 3. La Ilaaha Illallah 
La illaha illallah memiliki arti yakni tiada tuhan selain Allah. Ketika kita mengucapkannya berarti kita meyakini bahwasanya hanya Allah lah satu-satunya tuhan yang wajib disembah oleh seluruh umat. Allah swt adalah sang pencipta seluruh alam semesta dan yang mengatur kehidupan baik di dunia dan di akhirat kelak.  Tidak ada satu hal pun yang terlewatkan dari pandangan Allah. Maka dari itu, kita tidak boleh menyekutukan-Nya dengan hal-hal seperti berhala, patung, dukun dan masih banyak lagi bentuk kemusyirikan di muka bumi.

👉 4. Lafazh Allahu Akbar Kalimat terakhir yang membuat Allah mencintai umat-Nya ialah kalimat Allahu Akbar. Kalimat ini berarti Allah Maha Besar. Ketika mengucapkan ini berarti kita meyakini bahwa Allah swt adalah penguasa langit dan bumi. Maka Allah tidak membutuhkan makhluk lain untuk menjadi sekutu-Nya. Hal ini yang harus kita percayai agar menjadikan-Nya sebagai satu-satunya tempat untuk bernaung dan memohon pertolongan serta jalan untuk menuju surga-Nya di akhirat kelak.

✍ Demikianlah kalimat-kalimat yang membuat Allah swt mencintai orang yang membacanya. Bukanlah sebuah perkara yang sulit untuk melafalkan keempat kalimat di atas dalam keadaan sehari-hari. Maka dari itu, biasakanlah diri untuk senantiasa mengucapkan kalimat kebaikan agar Allah senantiasa mencintai kita. 

Friday, May 15, 2020

4 Amalan yang Mendatangkan Rezeki!



SIAPA yang tahu datang rezeki hari ini? Hanya Allah yang mengetahui. Hanya orang orang yang berniat untuk memperbaiki diri dan beristiqomah di jalanNya yang pasti dipermudah dalam mendapatkan rezeki yang halal.

Namun untuk mengundang datangnya rezeki, ada banyak amal ibadah yang dilakukan. Khususnya saat memulai aktifitas di pagi hari, ada empat amalan untuk memperlancar datangnya rezeki.

1
1. Melaksanakan Shalat Tahajud

Waktu yang paling utama melaksanakan shalat tahajud adalah dengan melakukan pada sepertiga malam. Rasulullah bersabda;

“Ketika kalian tidur, setan membuat tiga ikatan di tengkuk kalian. Di setiap ikatan setan akan mengatakan ‘malam masih panjang, tidurlah!’ Jika ia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan, kemudian jika ia berwudhu, lepas lagi ikatan berikutnya. Selanjutnya jika ia mengerjakan shalat, lepaslah ikatan yang terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, jiwanya jadi kotor dan malas,” (HR Bukhari).

Jika kita bangun dan melaksanakan shalat tahajud, maka akan berpengaruh pada peningkatan motivasi kerja.

2
2. Membaca doa Pagi Hari

3
3. Bersedekah di Pagi Hari

Sedekah sebenarnya bisa dilakukan dalam waktu apapun, namun akan lebih baik jika dilakukan pada pagi hari. Ini karena setiap malaikat akan mendoakan orang yang bersedekah pada pagi hari. Rasulullah bersabda;

“Tidaklah berlalu pagi di setiap hari kecuali ada dua malaikat yang turun dan berdoa “ Ya Allah berikanlah ganti pada yang berinfak” Sedangkan malaikat yang satunya berdoa “ Ya Allah berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan berinfak,” (HR Bukhari dan Muslim).

4
4. Melaksanakan Shalat Dhuha

Apa istimewanya melaksanakan shalat Dhuha? Rasulullah bersabda;

“Engkau membersihkan dahak yang ada dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah sedekah. Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu) maka dua rakaat dhuha sudah mencukupimu,” (HR Abu Dawud).

Shalat Dhuha dua rakaat, maka setara dengan bersedekah 360 kali yang merupakan hak dari persendian yang kita miliki. Sedangkan apabila kita melaksanakan shalat dhuha empat rakaat maka Allah akan menjamin atas rezeki kita.

Sumber (islampos.com)